OBSERVASI
NURUL ARIFAH :14130028
BIMBINGAN DAN KONSELING
Ringkasan
Selain proses
pengamatan, dalam melakukan observasi harus dilakukan dengan penuh perhatian (
attention ). Hal ini berarti bahwa dalam kegiatan observasi bukan hanya proses
fisik tetapi juga proses psikis.Bentuk observasi yaitu observasi
participan,observasi non participan dan observasi kuasi participan.Dilihat dari
segi situasi lingkungan dimana subyek diobservasi,Gall dkk ( 2033 : 254 )
membedakan observasi menjadi 2, yaitu Observasi naturalistik dan Observasi
eksperimental.Mendasarkan pada tujuan dan lapangannya, Hanna Djumana ( 1983 :
205 ) mengelompokkan observasi yaitu Finding observasion dan Direct
observasion.Hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum dan selama melakukan observasi yaitu tujuan observasi
dan fokus(materi)observasi. Alat
bantu observasi yaitu daftar riwayat kelakuan, cacatan berkala, daftar
cek dan skala penilaian.Fungsi observasi
dalam konseling yaitu sebagai alat kontrol dan bisa dijadikan
validitasi terhadap informasi yang disampaikan konseli.
Kata kunci:Observasi
dan fungsinya dalam konseling
PENDAHULUAN
Dengan
observasi memungkinkan seorang konselor bisa memahami karakteristik individu
yang dibimbingnya, sebab perilaku manusia secara umum adalah bisa diobservasi
kecuali hal-hal tertentu yang memang seharusnya di sembunyikan. Meskipun
demikian melalui cara-cara lain, perilaku yang disembunyikan manusia itu juga
akhirnya bisa diobservasi.Observasi penting bagi seorang konselor sekolah,
pembimbing , peneliti, bahkan seseorang yang hendak menikah. Bagi seorang
konselor, mengenali secara baik dan tepat terhadap individu yang hendak
dibimbing adalah suatu tuntutan profesional. Hal hal yang perlu dilakukan
sebelum dan selama observasi adalah menentukan tujuan observasi, fokus materi
observasi. Instrument yang digunakan untuk observasi: cheklist, Rating scale,
Anecdotal record, Mechanical device.
Persyaratan
observer yang baik yaitu observer perlu memiliki motivasi dan kesediaan untuk
melakukan observasi, Pengetahuan dan pengalaman melakukan observasi perlu
selalu dikembangkan. Observer mengambil sikap netral, bebas prasangka, dan
tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan. Kondisi tubuh sehat jasmani dan
rohani.Mengenal latar belakang sosial, budaya,dan agama konseli dengan
baik.Menciptakan hubungan yang baik dengan observee, dengan demikian diharapkan
observee dapat dengan sepenuh hati mengungkapkan dirinya sebagaimana adanya.
Sesegera mungkin mencatat data observasi sebelum lupa.
Fungsi
observasi dalam konseling yaitu sebagai alat kontrol, bisa dijadikan validitasi
terhadap informasi yang disampaikan konseli. Hal hal yang diobservasi konselor
yaitu cara konseli masuk ruang dan
menemui konselor, cara konseli berjabat tangan dengan konselor,cara duduk dan
jarak antara konseli dengan konselor,cara berbicara dan nada suara,bentuk
perawakan dan penampilan pada umumnya, Ekspresi wajah, Reaksi reaksi emosional,
bahasa bahasa non verbal.Cara menyusun pedoman observasi yaitu menyusunan
dengan bertolak dari pikiran rasional atau mendasarkan pada pengalaman yaitu
pedoman observasi yang dilakukan dengan melihat aspek yang hendak diobservasi
berdasarkan pada pikiran rasional. Penyusunan dengan bertolak dari konsep atau
konstruk (construct) yang telah mapan.
METODE
- Prosedur Pengumpulan Data
- Penulisan artikel ini menggunakan metode studi pustaka berupa
jurnal dan browsing data dari
internet yang telah teruji kevalidannya,berhubungan satu sama lain, relevan
dengan kajian tulisan serta mendukung uraian atau analisis pembahasan.
- Pengolahan Data
Dalam
penulisan artikel ini, analisis data dilakukan dengan pengumpulan data,
setelah data diperoleh akan dijelaskan
sedetail mungkin untuk mendapatkan kesimpulan akhir dari uraian atau analisis
pembahasan.
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
OBSERVASI
Observasi adalah
pengamatan secara langsung
atas
sesuatu yang akan diteliti.Selain
proses pengamatan, dalam melakukan observasi harus dilakukan dengan penuh
perhatian ( attention ). Hal ini berarti bahwa dalam kegiatan observasi bukan
hanya proses fisik tetapi juga proses psikis. Hal ini bisa dijelaskan bahwa
ketika seseorang melakukan observasi, bukan hanya kegiatan melihat, mendengar,
mencium saja yang berjalan tetapi lebih dari itu adalah melihat, mendengar, dan
mencium yang disertai dengan pemusatan perhatian, aktivitas, dan kesadaran
terhadap obyek atau gelaja-gejala tertentu yang sedang diobservasi.
Anna
Djumana ( 1983 : 201 ) juga mengingatkan, bahwa observasi juga harus dilakukan
secara sistematis dan bertujuan, artinya dalam melakukan observasi observer
tidak bisa melakukan hanya secar tiba-tiba dan tanpa perencanaan yang jelas.
Dalam melakukan observasi harus jelas apa tujuannya, gejala-gejal apa saja yang
perlu diamati, karakteristik masing-masing gejala, model pencatatannya,
analisinya, dan pelaporan hasilnya. Gall dkk ( 2003 : 254 ) memandang observasi
sebagai teknik yang bisa dimanfaatkan untuk memilah-milah derajat dalam membuat
konklusi tentang orang lain, meskipun diakui bahwa penggunaan observasi juga
perlu dilengkapi dengan metode lain dalam penilaian manusia.
B.BENTUK OBSERVASI
Ada beberapa bentuk observasi yang lazim di lakukan
oleh konselor dan atau peneliti :
1.
Di lihat dari ketrlibatan subyek terhadap obyek yang sedang diobservasi ,
observasi bisa di bedakan menjadi 3 bentuk yaitu :
·
Observasi partisipan, yaitu bila pihak yang melakukan
observasi turut serta dalam
atau
berpatisipasi dalam kegiatan yang sedang di lakukan oleh subyek yang sedang
diobservasi.
·
Observasi non-partisipan, yaitu bila observer tidak
terlibat secara langsung atau tidak berpartisipasi dalam aktivitas yang sedang
di lakukan oleh observer.
·
Observasi kuasi-partisipasi, yaitu bila observer
terlibat pada sebagian kegiatan yang sedang di lakukan oleh observee, sementara
pada sebagian kegiatan yang lain observer tidak melibatkan diri.Intinya bahwa ,
persoalan utama tetap terletak pada tahu tidaknya observee bahwa mereka sedang
di amati, jika mereka mengetahui bawa mereka sedang diamati, maka sangat
mungkin perilaku yang muncul masih ada kemungkinan tidak wajar.
2.
Dilihat dari segi situasi lingkungan dimana subyek diobservasi, Gall dkk (
2033 : 254 ) membedakan observasi menjadi 2, yaitu :
a)
Observasi naturalistik ( naturalistik observasion )
jika observasi itu dilakukan secara alamiah atau dalam kondisi apa adanya.
b) Observasi
eksperimental ( experimental observasion ) jika observasi di lakukan terhadap
subyek dalam suasana eksperimen atau ondisi yang di ciptakan sebelumnya.
3.
Mendasarkan pada tujuan dan lapangannya, Hanna Djumana ( 1983 : 205 )
mengelompkkan observasi menjadi berikut :
a)
Finding observasion, yaitu kegiatan observasi untuk
tujuan penjajagan. Dalam melakukan ini observer belum mengetahui dengan jelas
apa yang harus diobservasi, ia hanya mengetahui bahwa dia akan menghadapi suatu
situasi saja.
Berhadapan dengan situasi itu ia bersikap menjajagi
saja, kemudian ia mengamati berbagai variabel yang mungkin dapat dijadikan
bahan untuk menyusun observasi yang lebih terarah.
b)
Direct observasion, yaitu observasi yang menggunakan “
daftar isian “ sebagai pedomannya. Daftar ini bisa berupa checklist kategori tingkah
laku yang diobservasi.Pada umumnya pembuatan daftar isian ini didasarkan pada
data yang di peroleh dari finding observasion dan atau penjabaran dari konsep
dalam teori yang dipandang sudah mapan. Dalam situasi konseling, kedua bentuk
observasi dapat di terapkan. Finding observasion di terapkan bila konselor
merasa tidak perlu menggunakan berbagai daftar isian serta ingin mendapatkan
kesan tentang tingkah laku konseli yang spontan atau apa adanya.
C. Hal-hal yang
perlu diperhatikan sebelum dan selama melakukan observasi
Mc. Millan dan Schumacter ( 2001 :
274 ), mengingatkan agar sebelum dan selama observasi, observer selalu
memperhatikan hal-hal yang selanjutnya dikelompokkan menjadi hal-hal yang
berkaitan dengan tujuan, variabel, dan teknik pelaksanaan observasi berikut:
a)
Tujuan observasi, pahami lebih dahulu tujuan umum
maupun tujuan-tijuan khusus observasi. Denga memahami dan memperhatikan tujuan
observasi diharapkan observer tidak mudah tertarik kepad gejal-gejala yang
sebenarnya tidak ada kaitannya dengan tujuan observasi.
b)
Fokus ( materi ) observasi, apa sebenarnya hendak di
observasi seyogyanya sudah di kuasai dengan baik oleh observer seblum melakukan
observasi. Ibarat seorang yang hendak membeli seekor kambing seyogyanya sudah
tahu persis gambaran kambing yang hendak dibeli jangan sampai terjadi ingin
membeli “ kambing “ ternyata yang di beli adalah “ anjing ” meskipun sama-sama
berbulu dan berkaki empat. Demikian pula jika seseorang hendak meneliti masalah
sikap, myang hendak dibeli
D.Beberapa alat bantu observasi
Ada beberapa alat bantu yang bisa di manfaatkan oleh observer dalam
menggunakan metode observasi, yaitu sebagai berikut :
a.
Daftar riwayat kelakuan, yaitu suatu cacatan tentang
tingkah laku individu yang dipandang istimewa dan luar biasa.
b.
Cacatan berkala, yaitu cacatan yang dibuat pada saat
tertentu tentang tingkah laku seseorang, kemudian dijadikan rujukan dalam
melukiskan kesan-kesan umum.
c.
Daftar cek adalah sejumlah kalimat
pernyataan yang berhubungan denga diri konseli, atau sejumlah problem yang
mungkin dihadapi konseli. Dengan daftar ini konseli diharapkan memberi
tanda cek ( v ) dibawah kolom yang menggambarkan sesuai atau tidak sesuai
dengan dir mereka.
d.
Skala penilaian
( rating skale ) adalah pencacatan gejala menurut tingkatan-tngkatannya. Bentuk
cacatan ini bukan hanya menggambarkan ada atau tidaknya gejala pada subyek yang
sedang diamati seperti data daftar cek , tetapi lebih dari itu berupaya
menggambarkan kondisi subyek sesuai tingkatan-tingkatan gejalanya.
E.Pedoman untuk menganalis selama dan setelah observasi
Hal hal yang perlu di analisa menurut Gibson sebagai berikut”
a.
Mengamati satu klien dalam satu waktu.
b.
Konselor hendaknya selalu inggat bahwa observasi yang
dilakukan adalah untuk mencapai tujuan tertentu.
c.
Observasi hendaknya dilakukan tanpa batas waktu,
utamanya dalam dunia pendidikan.
d.
Konseli harus diamati dalam kondisi natural dan
berbeda.
e.
Mengamti klien dalam kontks semua semua situasi atau
situasi total.
f.
Data dari observasi seharusnya digabungkan dengan data
yang lain.
g.
Observasi seharusnya dilakukan dalam kondisi yang
menyenagkan.
F.
Instrumen yang Digunakan dalam Melakukan Observasi
Instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi,
yaitu checklist, rating scale, anecdotal record, catatan berkala, dan
mechanical device.
a)
Check list, merupakan suatu daftar yang berisikan
nama-nama responden dan faktor- faktor yang akan diamati.
b)
Rating scale, merupakan instrumen untuk mencatat
gejala menurut tingkatan- tingkatannya.
c)
Anecdotal record, merupakan catatan yang dibuat oleh
peneliti mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh responden.
d)
Mechanical device, merupakan alat mekanik yang
digunakan untuk memotret peristiwa- peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh
responden.
G.Fungsi observasi dalam konseling
1.
Fungsi observasi dalam konseling
Observasi dalam konseling mempunyai
funsi diantaranya adalah:
a. Sebagai alat kontrol
(triangulasi) terhadap kebenaran informasi yang disampaikan konseli .
b. Bisa dijadikan
validitasi terhadap informasi yang disampaikan konseli.
2.
Hal hal yang diobservasi konselor
Meskipun prilaku konseli perlu
diamati tapi menurut Anna Djumhana (1983 : 207-09) mendasarkan pendapat para
ahli menjuka beberapa aspek saja yang perlu di observasi diantaraya:
a.Cara konseli
masuk ruang dan menemui konselor
Ciri ciri tingkah laku konseli dapat
memberi kesan bagi observer bahwa konseli pribadi yang tegas, berani, malu
malu, menarik perhatian, penurut dan tak bersemangat.
b. Cara konseli
berjabat tangan dengan konselor
Melalui jabat tangan observer bisa
merasakan kondisi angan it, misalnya dingin, berkeringat, halus kasar yang
kesemuanya dapat mencerminkan kondisi orang tersebut.
c.Cara duduk dan
jarak antara konseli dengan konselor
Cara duduk yang rapi posisi duduk
yang tepat dan tidak berubah, sembarangan atau yang banyak bergerak dapat
mencerminkan pengeendalian diri yang baik, sikap kaku, menarik perhatian,
gelisah dan sebagainya. Cara dududk dengan tubuh agak condong kemuka biyasanya
menandakan perhataian, keakraban, dan kesedian berkomunikasi.
d.Cara berbicara
dan nada suara
Kesan tulus ogah ogahjuga bisa di
perhatikan dari nada suaranya. Nada suara dapat mencerminkan keadaan emosional
saat orang berbicara. Cara berbicara yang lambat dan pelan bisa jadi
mengambarkan perasaan yang ramah.
e.Bentuk perawakan
dan penampilan pada umumnya.
Bentuk perawakan bisa mngambarkan mengenai
perwatakan bila di hubungkan dengan tipologi kretschmer.
Kelainan hormonal juga bisa terlihat
dari bentuk perwatakanya. Penampilan umum bisa memberikan kesan tertentu misalnya
rapi, serasi, sederhana, yang kesemuanya memberikan gambaran tent ang corak
relasi sosialnya. Dan cara berpakaian yang sembarangan dan jorok mungkin
tercermin sikap acuh tak acuh pada dirinya sendiri dan orang lain.
f. Ekspresi wajah
Seseorang bisa menyembunyikan
kesedihan dengan tersenyum dan mungkin juga dengan make up. namun
demikian konselor haruslah tahu tentang kadaan yang sebenarnya dari konseli
dengan melihat gejala gejala dari keseluruhan wajah. Para ahli memandang
mata sebagai bagian yang penting dalam pengambaran keadaan yang yang dialami
oleh konseli. Misal mata orang yang lagi berbahagia pasti akan berbeda dengan
mata orang yang sedang marah ataupun sedih.
g. Reaksi reaksi
emosional
Dalam situasi konseling reaksi
reaksi konseli misalnya kaku, tegang, kecendrungan menantang, humor bisa di
pahami sebagai indikator bahwa konseli sebenarnya percaya, ragu ragu, atau
bahkan tidak percaya terhadap konselor.
h.Bahasa bahasa
non verbal
Bahasa isyarat badan, muka, mata, (kinesics),
perseppsi tentang waktu (crhonemics), nada suara (paralangguage),
arti diam (silence), cara berpaikan dan penampilan, komunikasi melalui
indra penciuman (alfactics), isyarat mata (aculesics).
H.Kelebihan dan Kelemahan observasi
Kelebihan dari observasi, antara lain:
Kelebihan dari observasi, antara lain:
a)
Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung mencatat
hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut masih
berlaku, atau sewaktu perilaku sedang terjadi sehingga pengamat tidak
menggantungkan data-data dari ingatan seseorang.
b)
Pengamat dapat memperoleh data dan subjek, baik dengan
berkomunikasi verbal ataupun tidak, misalnya dalam melakukan penelitian. Sering
subjek tidak mau berkomunikasi secara verbal dengan peneliti karena takut,
tidak punya waktu atau enggan. Namun, hal ini dapat diatasi dengan adanya
pengamatan (observasi) langsung.
Kelemahan dari observasi, antara lain:
a)
Memerlukan waktu yang relatif lama untuk memperoleh
pengamatan langsung terhadap satu kejadian, misalnya adat penguburan suku
Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus menunggu
adanya upacara adat tersebut.
b)
Pengamat biasanya tidak dapat melakukan terhadap suatu
fenomena yang berlangsung lama, contohnya kita ingin mengamati fenomena
perubahan suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern akan sulit
atau tidak mungkin dilakukan.
c)
Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati,
misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi,
seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar,
kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga
tersebut karena kurang jelas.
SIMPULAN DAN
SARAN
SIMPULAN
Dapat saya simpulkan,bahwa seorang konselor, sebelum
memberikan layanan bimbingan kepada konseli akan melakukan pengamatan terhadap
individu yang hendak dibimbingnnya, bahkan lebih dari itu ia juga perlu
mengetahui latar belakang keluargannya, dengan siapa biasanya individu itu
bergaul. Seorang mahasiswa keguruan, sebelum melakukan praktek mengajar juga disarankan
untuk melakukan observasi terhadaap kondisi sekolah diman ia hendak melakukan
tugas praktek.Selain proses pengamatan, dalam melakukan observasi harus
dilakukan dengan penuh perhatian. Hal ini berarti bahwa dalam kegiatan
observasi bukan hanya proses fisik tetapi juga proses psikis.Perilaku manusia
secara umum adalah bisa diobservasi kecuali hal-hal tertentu yang memang
seharusnya di sembunyikan. Meskipun demikian melalui cara-cara lain, perilaku
yang disembunyikan manusia itu juga akhirnya bisa diobservasi
SARAN
Dengan
observasi memungkinkan seorang konselor bisa memahami karakteristik individu
yang dibimbingnya,oleh karena itu konselor harus mengetahui langkah menyusun
observasi dengan baik.
Daftar rujukan
Jurnal:
Internet
(diakses pada tanggal 29 Mei 2016)